Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD Partai Golkar Jawa Barat Aria Girinaya yang jug Plt Ketua Partai Golkar Kota Bekasi mengatakan, dualisme musda DPD Partai Golkar Kota Bekasi terjadi karena kondisi di lapangan yang tidak memungkinkan mempertemukan dua kubu. Ketua Umum Partai Golkar Airlanggar Hartarto sampai memberikan amanat supaya masing-masing kubu yang mencalonkan diri.
Diketahui, dua kubu yang bertarung adalah Ade Puspitasari dan Nofel Saleh Hilaby.
Giri membantah tudingan sebagai aktor di balik terjadinya dualisme musda. Dia memastikan menghadiri dua musda tersebut secara normatif untuk menjaga kondusivitas di internal partai dan Kota Bekasi.
Giri mengungkapkan, musda akhirnya diputuskan digelar pada 29 Oktober 2021 di Graha Bintang Mustika Jaya
“Kedua belah pihak, yaitu Ade Puspitasari dan Nofel Saleh Hasby menyetujuinya. Kedua pihak dipersilahkan untuk merebut dukungan para Pengurus Kecamatan (PK),” kata Giri kepada wartawan di Bandung, Sabtu 30 Oktober 2021.
Giri mengatakan, pada saat perjalanan musda, pihak Nofel merasa tidak diberikan ruang cukup untuk ikut masuk arena musda. Dia pun membawa pasukan pengamanan dari Baladhika dan pihak luar.
“Saya bilang, kalau mau masuk di musda, tidak perlu pengamanan luar karena di dalam pun ada pengamanan internal. Akhirnya Nofel dan sejumlah timnya bisa masuk. Saat pembukaan, saya sampaikan bahwa Ketum (Airlangga Hartarto) meminta menjaga kondusivitas, tdk boleh ada benturan karena Golkar sedang bagus,” jelasnya.
Melihat situasi musda, Giri memeriksa kesiapan kepada Steering Committee dan ketua penyelenggara musda, ternyata situasi dinyatakan kondusif. Karena itu, dia mengamanatkan musda bisa tuntas sesudah Salat Jumat atau sebelum Ashar. Terlebih ada tim pendamping dari DPD Partai Golkar Jabar yang memang dikenal sebagai penyelenggara musda yang kondusif.
“Setelah pembukaan, saya berangkat ke Jakarta,” katanya.
Namun saat di perjalanan, Giri mendapat protes dari kubu Nofel bahwa terjadi sedikit kericuhan. Giri pun meminta Nofel menghindari konflik karena dikhawatirkan terjadi kericuhan besar.
Ternyata ada kabar berikutnya bahwa Nofel menyebutkan akan melaksanakan musda di tempat lain, yakni Hotel Horison Kota Bekasi. Nofel mengklaim telah mendapat persetujuan dari Sekretaris DPD Partai Golkar Jabar Ade Ginanjar.
“Saya tegaskan, bukan saya yang mengizinkan melaksanakan musda di tempat lain. Memang penanggung jawab organisasi itu adalah ketua, sekretaris, dan bendahara. Kebetulan dari DPD Jabar tidak hadir. Kemudian Plt itu saya, sekretaris tidak ada.
Ketika butuh diskusi untuk memutuskan yang terbaik, saya harus memutuskan sendiri. Akhirnya saya berimprovisasi sendiri,” kata dia.
Giri kemudian mendapat permintaan supaya hadir untuk melihat pelaksanaan musda di Horison. Bahkan disebutkan massa musda tidak akan bubar kalau dirinya tidak hadir di lokasi. Melalui pertimbangan khusus, Giri akhirnya datang ke lokasi.
“Pas saya sampai, mereka euforia, saya disuruh menutup musda. Saya sih normatif. Saya persilahkan karena sudah ada petunjuk dari Jabar. Yang penting tidak ada gesekan, laksanakan sesuai aturan, uji materi di Mahkamah Partai. Lalu saya pulang,” tegasnya.
Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD Partai Golkar Jabar Achmad Hidayat menjelaskan, sesuai arahan pimpinan dan AD ART yang mengatur tata cara musda, Partai Golkar membuka ruang demokrasi seluas-luasnya bagi semua pihak. Namun karena di lokasi musda agak kurang kondusif, dikhawatirkan terjadi bentrokan yang berujung pada korban, berdasarkan arahan pimpinan dibuatlah kanalisasi politik. Terlebih kedua kubu sudah sulit untuk dipertemukan dalam satu forum.
“Daripada terjadi bentrok, maka musda diserahkan kepada mahkamah partai. Intinya kita akomodir kedua belah pihak, yaitu hak kader san demokrasi yang tidak tercederai. Golkar Kora Bekasi tetap kondusif. Ini pilihan pajit dari yang lebih pahit. Kalau bentrok, maka Golkar akan jadi bulan-bulanan pihak lain,” ungkap pria yang akrab disapa Uu ini.
Achmad menuturkan, sulitnya proses diperlihatkan saat Nofel ditolak melakukan pendaftaran, tidak ada verifikasi peserta, dan penyelenggara yang boleh masuk hanya pendukung Ade Puspita.
“Akibatnya kubu Nofel akan memaksa masuk forum musda untuk dapat memperjuangkan haknya. Di sini yang kita khawatir terjadi bentrokan. Artinya yang terjadi di Bekasi adalah demi menjaga nama baik Partai Golkar agar jangan sampai terjadi bentrokan yang tidak perlu,” paparnya.
Sebelumnya, perhelatan Musda Golkar Kota Bekasi Jumat (29/10/2021) terjadi dua versi yakni versi Graha Bintang yang menghasilkan Ade Puspitasari sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi, dan versi Hotel Horison yang memilih Nofel Saleh Hilaby.